BAB I
PENDAHULUAN
Istilah Pembangunan Ekonomi atau Pembangunan saja pada
umumnya diartikan sebagai serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk
mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia,
perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf pendidikan semakin
tinggi dan teknologi semakin meningkat. Sebagai implikasi dari perkembangan ini
diharapkan kesempatan kerja akan bertambah, tingkat pendapatan meningkat, dan
kemakmuran masyarakat menjadi semakin tinggi. Istilah Ekonomi Pembangunan
mempunyai arti yang sangat berbeda dari yang dijelaskan di atas, tetapi kedua
istilah itu mempunyai hubungan yang sangat erat. Ekonomi Pembangunan adalah
suatu bidang studi dalam ilmu ekonomi yang mempelajari tentang masalah-masalah
ekonomi di negara-negara berkembang dan kebijakan-kebijakan yang perlu
dilakukan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi.
Keberhasilan dalam mewujudkan pembangunan ekonomi
tergambarkan dari pencapaian suatu sasaran atau tujuan dari indikator
pembangunan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu indikator harus merupakan
sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk
menilai atau melihat tingkat kinerja baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun
tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi.
Secara umum indikator berfungsi untuk memperjelas tentang
apa, berapa dan kapan suatu kegiatan pembangunan dilaksanakan serta membangun
dasar bagi pengukuran, analisis, dan evaluasi kinerja organisasi. Beberapa
pertimbangan dalam penyusunan indikator pembangunan adalah kesederhanaan, skop
yang jelas, pengukuran elemen, kuantifikasi, sensitivitas dan batas waktu.
Terkait dengan hal diatas maka dalam makalah ini akan
dibahas mengenai indikator indikator pembangunan, indikator moneter dan non
moneter.
BAB II
PERLUNYA INDIKATOR PEMBANGUNAN
Indikator pembangunan sangat berguna untuk menganalisis dan
mengevaluasi hasil-hasil pembangunan. Indikator pembangunan dapat memberikan
gambaran mengenai lajunya perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat dan
corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang terjadi di berbagai
negara. Selain itu, indikator pembangunan juga dapat dipergunakan untuk
mengetahui syarat-syarat yang diperlukan oleh negara berkembang untuk
menyamakan tingkat kehidupannya dengan negara maju.
Dari berbagai pendekatan yang ada, terdapat tiga kelompok
cara dalam menetapkan indikator pembangunan, yakni: (1) indikator berbasis
tujuan pembangunan, (2) indikator berbasis kapasitas sumberdaya, dan (3)
indikator berbasis proses pembangunan.
Indikator berbasis tujuan pembangunan merupakan sekumpulan
cara mengukur tingkat kinerja pembangunan dengan mengembangkan berbagai ukuran
operasional berdasarkan tujuan – tujuan pembangunan. Dari berbagai pendekatan
dismpulkan tiga tujuan pembangunan yakni:
1. Produktivitas, efesiensi dan
pertumbuhan
2. Pemerataan keadilan dan
keberimbangan
3. Keberlanjutan
Berdasarkan pemahaman bahwa proses – proses pembangunan
harus terus mengarah pada semakin meningkatnya kapasitas dari sumberdaya –
sumberdaya pembangunan, maka perlu dikembangkan indikator – indikator yang
dapat menggambarkan kapasitas dari sumberdaya – sumberdaya pembangunan. Berikut
ini merupakan indikator – indikator dari pembangunan berdasarkan pendekatan
pengelompokannya.
Pendekatan
|
Kelompok
|
Indikator
– indikator Operasional
|
Tujuan
Pembangunan
|
1.
Produktivitas,
Efesiensi, dan Pertumbuhan
|
a. Pendapatan Wilayah
1) PDRB
2) PDRB perkapita
3) Pertumbuhan PDRB
b. Kelayakan Finansial
4) NPV
5) BC Ratio
6) IRR
7) BEP
c.
Spesialisasi,
Keunggulan Komparatif/kompetitif
8)
LQ
9) Shift
and Share Analysis
d. Produksi – produksi utama
10)
Migas
11)
Produksi
Padi
12)
Karet
13)
Kelapa
Sawit
|
|
2. Pemerataan, Keberimbangan, dan
keadilan
|
a. Distribusi Pendapatan
1) Gini Ratio
2) Struktural
b. Ketenagakerjaan
1) Pengangguran terbuka
2) Pengangguran terselubung
3) Setengah pengangguran
c. Kemiskinan
1) Good – service ratio
2) % konsumsi makanan
3) Garis kemiskinan
d. Regional Balance
1)
Spatial balance
2)
Sentral balance
3)
Capital balance
4) Sector
balance
|
|
3. Keberlanjutan
|
a. Dimensi Lingkungan
b. Dimensi Ekonomi
c. Dimensi Sosial
|
Sumberdaya
|
1. Sumberdaya Manusia
|
a. Pengetahuan
b. Keterampilan
c. Kompetensi
d. Etos kerja
e. Pendapatan
f. Kesehatan
g. Indeks pembangunan manusia
|
|
2. Sumberdaya Alam
|
a. Tekanan
b. Dampak
c. Degradasi
|
|
3. Sumberdaya Buatan / Sarana dan
Prasarana
|
a. Skalogram fasilitas pelayanan
b. Aksesibilitas terhadap fasilitas
|
|
4. Sumberdaya Sosial
|
a. Regulasi
b. Organisasi
c. Rasa percaya
|
Proses
Pembangunan
|
1. Input
2. Proses
3. Output
4. Outcome
5. Benefit
6. Impact
|
a. Input dasar ( SDA, SDM,
Infrastruktur)
b. Input antara
c. Total volume produksi
|
A. INDIKATOR PEMBANGUNAN MONETER
1. Indikator Pendapatan Per Kapita
1. Indikator Pendapatan Per Kapita
Perekonomian dikatakan sedang tumbuh / berkembang apabila
adanya serangkaian peristiwa yang timbul untuk mewujudkan peningkatan
pendapatan per kapita dalam jangka waktu panjang, sehingga sekalipun ada satu
waktu di mana peningkatan pendapatan per kapita seolah-olah terhenti, tapi bila
di waktu mendatang terjadi peningkatan , maka itu tetap dapat disebut terdapat
pembangunan ekonomi.
Pendapatan per kapita seringkali digunakan pula sebagai
indicator pembangunan selain untuk membedakan tingkat kemajuan ekonomi antara
Negara-negara nmaju dengan Negara sedang berkembang. Pendapatan per kapita
selain dapat memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan kesejahteraan
masyarakat di berbagai Negara juga dapat menggambarkan perubahan corak
perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi di antara
berbagai Negara.
Melalui indikator pendapatan perkapita ini Bank Dunia (2003)
mengklasifikasikan negara menjadi tiga golongan, yaitu :
a) Negara berpenghasilan rendah (low-income
economies)
Negara-negara ini memiliki
Pendapatan perkapita Kurang atau sama dengan US$ 745 petahun.
b) Negara berpenghasilan menengah (middle-income
economies)
Kelompok Negara ini memiliki
Pendapatan perkapita lebih dari US$ 745 namun kurang dari US$ 8.626 pertahun
Dalam menggunakan pendapatan per kapita sebagai indicator
pembangunan, kita harus senantiasa hati-hati dan teliti. Hal ini disebabkan
oleh adanya pendapat yang mengatakan pembangunan itu bukan hanya sekedar
meningkatkan pendapatan riil saja, akan tetapi kenaikan tersebut haruslah
berkesinambungan yang disertai dengan perubahan sikap-sikap dan
kebiasaan-kebiasaan social yang sebelumnya menghambat kemajuan-kemajuan
ekonomi.
Ada beberapa kelemahan terkait digunakannya angka pendapatan
per kapita sebagai indicator pembangunan ekonomi, akan tetapi pendekatan ini
masih sangat cocok untuk digunakan dan mudah untuk dipahami, dan
indicator ini mungkin adalah indicator pembangunan ekonmoi satu-satunya yang
“terbaik” yang ada pada saat ini. Berikut ini adalah
identifikasi-identifikasi kelemahan pendapatan perkapita, sebagai Indikator
Pembangunan Ekonomi :
1)
Kelemahan umum Pendekatan Pendapatan Per Kapita
Kelemahan dalam indikator ini adalah
bersumber pada anggapan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat ditentukan oleh
besarnya pendapatan per kapita msayarakat tersebut.
2)
Kelemahan Metodologi Pendekatan
Pendatapan per Kapita
Nilai pendapatan perkapita secara
khusus merupakan indeks untuk menunjukkan perbandingan kesejahteraan dan
jurang tingkat kesejahteraan antar masyarakat masih mempunyai kelemahan.
Kelemahan tersebut timbul karena perbandingan dengan cara demikian mengabaikan
adanya perbedaan-perbedaan antara Negara dalam hal seperti, struktur umur
penduduk, distribusi pendpatan masyarakat nasional, metode perhitungan
pendapatan, dan perbedaan nilai mata uang nasional dengan mata uang dolar
Amerika Serikat.
2. Indikator
Kesejahteraan Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare)
Diperkenalkan William Nordhaus dan James Tobin (1972),
menyempurnakan nilai-nilai GNP untuk memperoleh indikator ekonomi yg lebih
baik, dengan dua cara :
- Koreksi Positip : Memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan perekonomian sektor informal.
- Koreksi Negatif : Kerusakan lingkungan oleh kegiatan pembangunan.
B. INDIKATOR PEMBANGUNAN NON MONETER
Indikator ini merupakan indicator yang diambil
dari beberapa hal pokok yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Sama halnya
dengan indicator sebelumnya, Indikator memiliki beberapa macam-macam sub-
Indikator. Berikut ini adalah uraiannya.
1. Indikator Sosial
Ahli Pembangunan Ekonomi yang bernama Beckerman membedakan
berbagai penelitian tentang cara-cara membandingkan tingkat kesejahteraan dalam
3 kelompok.
Kelompok pertama, merupakan suatu usaha untuk membandingkan
tingkat kesejahteraan yang terjadi dalam masyarakat yang ada di dalam dua atau
beberapa Negara dengan cara memperbaiki pelaksanaan dalam perhitungan
pendapatan nasional biasa. Usaha ini dipelopori oleh Colin Clark yang
selanjutnya disempurnakan oleh Gilbert dan Kravis.
Kelompok kedua, dengan usaha membuat penyesuaian dalam
pendapatan masyarakat yang dibandingkan dengan melihat pertimbangan perbedaan
tingkat harga disetiap Negara.
Kelompok ketiga, adalah usaha untuk membuat perbandingan
tingkat kesejahteraan dari setiap Negara berdasarkan pada data yang tidak
bersifat moneter seperti, jumlah kendaraan bermotor, konsumsi minyak, jumlah
penduduk yang mengenyam pendidikan, dan usaha ini dipelopori oleh tokoh yang
bernama Bennet.
Menurut Beckerman, dari tiga cara diatas, cara yang dirasa
paling tepat adalah cara yang dilakukan oleh Gilbert dan Kravis. Cara ini merupakan
usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dan pembangunan di berbagai
Negara dengan memperbaiki metode pembanding dengan menggunakan data pendapatan
nasional dari masing-masing Negara.
Dengan cara-cara diatas memiliki kelemahan pada Negara sedang
berkembang. Pada dasarnya Negara berkembang tidak memiliki data-data tentang
cara-cara diatas. Sehingga Beckerman mengemukakan lagi cara yang lain dalam
membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di berbagai Negara yaitu dengan
menggunakan data yang bukan bersifat moneter untuk menentukkan indeks
kesejahteraan masyarakat disetiap Negara. Cara ini sering disebut dengan
Indikator Non-Moneter Disederhanakan. Untuk itu, berikut adalah data yang dapat
digunakan untuk memperoleh indikator tersebut.
a.
Jumlah konsumsi baja dalam satu
tahun (kg)
b. Jumlah konsumsi semen dalam satu
tahun dikalikan 10 (ton)
c.
Jumlah surat dalam negeri dalam satu
tahun.
d. Jumlah persediaan pesawat radio
dikalikan 10.
e.
Jumlah persediaan telpon dikalikan
10.
f.
Jumlah persediaan berbagai jenis
kendaraan.
g. Jumlah konsumsi daging dalam satu
tahun (kg).
Usaha lain juga dilakukan oleh United Nations Research
Institute for Social Development (UNRISD) untuk menentukan dan membandingkan
tingkat kesejahteraan suatu Negara. Untuk menciptakan indeks taraf pembangunan,
ada 18 jenis data yang harus diperoleh yakni :
a.
Tingkat
harapan hidup.
b.
Presentase
anak-anak yang belajar di sekolah dasar dan menengah.
c.
Persenatse
tenaga kerja (dari seluruh tenaga kerja yang mempunyai pekerjaan) yang bekerja
di sector listrik, gas, air, kesehatan, pengangkut, pergudangan, dan
komunikasi.
d.
Persentase
tenaga kerja (dari keseluruhan tenaga kerja yang memiliki pekerjaan) yang
memperoleh gaji.
e.
Produk
pertanian rata-rata dari pekerja laki-laki di sector pertanian.
f.
Pendapatan
per kapita Produk Nasional Bruto.
Apabila indeks pembangunan yang diusulkan oleh UNRISD ini
digunakan sebagai indicator kesejahteraan atau pembangunan ekonomi, maka
perbedaan tingkat pembangunan antara negara maju dan negara sedang berkembang
tidak terlalu besar seperti yang digambarkan berdasarkan pendapatan perkapita
masing-masing Negara.
2. Indeks Kualitas
Hidup dan Pembangunan Manusia (IPM)
Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat,
ada sebuah indeks gabungan yang dikenal dengan Physical Quality of Line
Index (PQLI) dan Indeks Kualitas Hidup (IKH). Indeks ini
diperkenalkan oleh Morris D. Morris. Indeks Kulaitas Hidup (IKH) terdiri dari 3
indikator yakni, tingkat harapan hidup, angka kematian, dan tingkat melek
huruf.
Sejak tahun 1990, United Netions for
Development Program (UNDP) mengembangkan indeks yang sering dikenal dengan
istilah Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Sedangkan indicator yang digunakan
untu mengukur indeks ini adalah :
1.
Tingkat harapan hidup.
2.
Tingkat melek huruf
masyarakat.
3.
Pendapatan riil
perkapita berdasarkan daya beli masing-masing Negara.
Indeks
HDI ini besarannya antara 0 sampai dengan 1,0. Apabila angka indeks yang
diperoleh dari suatu Negara mendekati 1, maka HDI di Negara tersebut semakin
tinggi. Sedangkan, apabila angka indeks mendekati 0, maka Negara tersebut
memiliki indeks pembangunan manusia yang rendah.
3. Indikator Campuran
1)
Pendidikan
Pendidikan adalah suatu indicator
yang digunakan dalam mengukur pembangunan ekonomi suatu Negara. Pada umumnya,
dalam Negara maju tingkat pendidikan rata-rata tinggi dengan TPAK dari tahun
ketahun selalu meningkat. Negara maju sangat memperhatikan tingkat pendidikan
para penduduknya. Berbeda dengan Negara sedang berkembang, pendidikan di NSB
masih rendah jika dibandingkan Negara maju. Terbukti tingkat melek huruf dan
TPAk serta angka partisipasi sekolah masih rendah. Sehingga, dari perbandingan
tersebut, indicator yang dapat diukur dalam pendidikan yakni ; tingkat
pendidikan, tingkat melek huruf, dan tingkat partisipasi pendidikan.
2)
Kesehatan
Kesehatan merupakan hak asasi yang
harus dipenuhi demi keberlangsungannya kehidupan bermasyarakat. Indikator
tingkat kesehatan dapat dilihat dari rata-rata hari sakit dan ketersediaannya
fasilitas kesehatan. Ketika terpenuhinya pembangunan ekonomi berupa
kesejahteraan dalam bidang kesehatan, dapat dilihat dari beberapa indikasi
berupa tingkat mortalitas yang rendah, angka pertumbuhan penduduk yang tinggi,
dan angka harapan hidup yang tinggi.
3)
Perumahan
Rumah merupakan kebutuhan primer
yang harus terpenuhi oleh masing-masing penduduk. Indicator perumahan
yang sesuai dengan tujuan kesejahteraan penduduk yakni sumber air bersih dan
listrik, sanitasi, dan mutu rumah tinggal.
4)
Angkatan
Kerja
Penduduk yang dikatakan angkatan
kerja adalah orang yang telah berumur 15-64 tahun. Angkatan kerja ini juga
dibagi lagi menjadi dua yakni bekerja dan sedang mencari pekerjaan
(Menganggur). Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan
angkatan kerja adalah, partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber
penghasilan utama, dan status pekerjaan.
5)
KB dan Fertilitas
Indikator yang dapat digunakan
yakni, penggunaan asi, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga kesehatan pada
kelahiran, dan penggunaan alat kontrasepsi.
6)
Ekonomi
Pembangunan ekonomi pada dasarnya di
ikuti dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, kita dapat
melihat Indikator ekonomi itu sendiri, yakni tingkat pendapatan dan konsumsi
per kapita.
7)
Kriminalitas
Pada dasarnya Negara maju memiliki
tingkat kriminalitas yang rendah, hal ini disebabkan sudah lengkapnya alat
keamanan Negara yang digunakan oleh Negara tersebut. Hal ini berbeda
dengan keadaan di Negara sedang berkembang. Di NSB, banyak terjadi kriminalitas
yang disebabkan beberapa factor seperti adanya cultural shock, ketidak mampuan
dalam memenuhi kebutuhan, dan adanya kepentingan dari suatu pihan. Indicator
kriminalitas itu sendiri diantaranya adalah, jumlah pencurian per tahun, jumlah
pembunuhan per tahun, dan jumlah pemerkosaan per tahun.
8)
Perjalanan
Wisata
Indikatornya adalah frekuensi
perjalanan wiata per tahun.
9)
Akses
Media Massa
Akses media bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan informasi dalam masyarakat itu sendiri. Indikatornya antara lain :
jumlah surat kabar, jumlah radio, dan jumlah televise.
BAB III
KESIMPULAN
Indikator pembangunan dapat memberikan gambaran mengenai
lajunya perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat dan corak perbedaan
tingkat kesejahteraan masyarakat yang terjadi di berbagai negara. Selain itu,
indikator pembangunan juga dapat dipergunakan untuk mengetahui syarat-syarat
yang diperlukan oleh negara berkembang untuk menyamakan tingkat kehidupannya
dengan negara maju. Indikator Pembangunan dapat terbagi 2 yaitu (1) Indikator
Pembangunan Moneter dan Indikator Pembangunan Non Moneter.
A. INDIKATOR PEMBANGUNAN MONETER
1. Indikator Pendapatan Per Kapita
1. Indikator Pendapatan Per Kapita
Perekonomian dikatakan sedang tumbuh / berkembang apabila
adanya serangkaian peristiwa yang timbul untuk mewujudkan peningkatan
pendapatan per kapita dalam jangka waktu panjang, sehingga sekalipun ada satu
waktu di mana peningkatan pendapatan per kapita seolah-olah terhenti, tapi bila
di waktu mendatang terjadi peningkatan , maka itu tetap dapat disebut terdapat
pembangunan ekonomi.
2. Indikator
Kesejahteraan Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare)
Diperkenalkan William Nordhaus dan James Tobin (1972),
menyempurnakan nilai-nilai GNP untuk memperoleh indikator ekonomi yg lebih
baik, dengan dua cara :
- Koreksi Positip : Memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan perekonomian sektor informal.
- Koreksi Negatif : Kerusakan lingkungan oleh kegiatan pembangunan.
B. INDIKATOR PEMBANGUNAN NON MONETER
1. Indikator Sosial
Oleh Backerman, dibedakan 3 kelompok :
- Usaha membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di dua negara dengan memperbaiki cara perhitungan pendapatan nasional, dipelopori oleh Collin Clark dan Golbert dan Kravis.
- Penyesuaian pendapatan masyarakat bandingkan dengan mempertimbangkan tingkat harga berbagai negara.
- Usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dari setiap negara berdasarkan data yang tidak bersifat moneter (non monetary indicators).
2. Indeks Kualitas
Hidup dan Pembangunan Manusia (IPM)
Morris D : Physical Quality of Life Index (PQLI) Indeks Kualitas Hidup (IKH) yaitu gabungan tiga faktor :
1. Tingkat Harapan Hidup
2. Angka Kematian
3. Tingkat Melek Huruf.
Morris D : Physical Quality of Life Index (PQLI) Indeks Kualitas Hidup (IKH) yaitu gabungan tiga faktor :
1. Tingkat Harapan Hidup
2. Angka Kematian
3. Tingkat Melek Huruf.
3. Indikator Campuran
BPS
: Indikator Kesejahteraan Rakyat Susenas Inti (Core Susenas) Pendidikan tingkat
pendidikan, tingkat melek huruf & tingkat partisipasi pendidikan.
1. Kesehatan : Rata-rata hari sakit,
fasilitas kesehatan.
2. Perumahan : Sumber air bersih &
listrik, sanitasi & mutu rumah.
3. Angkatan Kerja : Partisipasi tenaga
kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, status pekerjaan.
4. Keluarga Berencana dan Fertilisasi :
Penggunaan ASI, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran,
penggunaan alat kontrasepsi.
5. Ekonomi : Tingkat konsumsi
perkapita.
6. Kriminalitas :Jumlah pencurian
pertahun, jumlah pembunuhan pertahun, jumlah perkosaan pertahun.
7. Perjalanan wisata : Frekuensi
perjalanan wisata pertahun.
8. Akses di media massa : Jumlah surat
kabar, jumlah radio dan jumlah televisi.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus