Sabtu, 07 Maret 2015

Indikator Ekonomi Pembangunan



BAB I
PENDAHULUAN

Istilah Pembangunan Ekonomi atau Pembangunan saja pada umumnya diartikan sebagai serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat. Sebagai implikasi dari perkembangan ini diharapkan kesempatan kerja akan bertambah, tingkat pendapatan meningkat, dan kemakmuran masyarakat menjadi semakin tinggi. Istilah Ekonomi Pembangunan mempunyai arti yang sangat berbeda dari yang dijelaskan di atas, tetapi kedua istilah itu mempunyai hubungan yang sangat erat. Ekonomi Pembangunan adalah suatu bidang studi dalam ilmu ekonomi yang mempelajari tentang masalah-masalah ekonomi di negara-negara berkembang dan kebijakan-kebijakan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi.
Keberhasilan dalam mewujudkan pembangunan ekonomi tergambarkan dari pencapaian suatu sasaran atau tujuan dari indikator pembangunan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu indikator harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi.
Secara umum indikator berfungsi untuk memperjelas tentang apa, berapa dan kapan suatu kegiatan pembangunan dilaksanakan serta membangun dasar bagi pengukuran, analisis, dan evaluasi kinerja organisasi. Beberapa pertimbangan dalam penyusunan indikator pembangunan adalah kesederhanaan, skop yang jelas, pengukuran elemen, kuantifikasi, sensitivitas dan batas waktu.
Terkait dengan hal diatas maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai indikator indikator pembangunan, indikator moneter dan non moneter.
BAB II
PERLUNYA INDIKATOR PEMBANGUNAN
Indikator pembangunan sangat berguna untuk menganalisis dan mengevaluasi hasil-hasil pembangunan. Indikator pembangunan dapat memberikan gambaran mengenai lajunya perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat dan corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang terjadi di berbagai negara. Selain itu, indikator pembangunan juga dapat dipergunakan untuk mengetahui syarat-syarat yang diperlukan oleh negara berkembang untuk menyamakan tingkat kehidupannya dengan negara maju.
Dari berbagai pendekatan yang ada, terdapat tiga kelompok cara dalam menetapkan indikator pembangunan, yakni: (1) indikator berbasis tujuan pembangunan, (2) indikator berbasis kapasitas sumberdaya, dan (3) indikator berbasis proses pembangunan.
Indikator berbasis tujuan pembangunan merupakan sekumpulan cara mengukur tingkat kinerja pembangunan dengan mengembangkan berbagai ukuran operasional berdasarkan tujuan – tujuan pembangunan. Dari berbagai pendekatan dismpulkan tiga tujuan pembangunan yakni:
1.    Produktivitas, efesiensi dan pertumbuhan
2.    Pemerataan keadilan dan keberimbangan
3.    Keberlanjutan
Berdasarkan pemahaman bahwa proses – proses pembangunan harus terus mengarah pada semakin meningkatnya kapasitas dari sumberdaya – sumberdaya pembangunan, maka perlu dikembangkan indikator – indikator yang dapat menggambarkan kapasitas dari sumberdaya – sumberdaya pembangunan. Berikut ini merupakan indikator – indikator dari pembangunan berdasarkan pendekatan pengelompokannya.


Pendekatan
Kelompok
Indikator – indikator Operasional
Tujuan Pembangunan
1.    Produktivitas, Efesiensi, dan Pertumbuhan
a.     Pendapatan Wilayah
1)   PDRB
2)   PDRB perkapita
3)   Pertumbuhan PDRB
b.    Kelayakan Finansial
4)   NPV
5)   BC Ratio
6)   IRR
7)   BEP
c.     Spesialisasi, Keunggulan Komparatif/kompetitif
8)   LQ
9)   Shift and Share Analysis
d.    Produksi – produksi utama
10)             Migas
11)             Produksi Padi
12)             Karet
13)             Kelapa Sawit

2.    Pemerataan, Keberimbangan, dan keadilan
a.     Distribusi Pendapatan
1)      Gini Ratio
2)      Struktural
b.    Ketenagakerjaan
1)      Pengangguran terbuka
2)      Pengangguran terselubung
3)      Setengah pengangguran
c.     Kemiskinan
1)      Good – service ratio
2)      % konsumsi makanan
3)      Garis kemiskinan
d.    Regional Balance
1)      Spatial balance
2)      Sentral balance
3)      Capital balance
4)      Sector balance

3.    Keberlanjutan
a.     Dimensi Lingkungan
b.    Dimensi Ekonomi
c.     Dimensi Sosial
Sumberdaya
1.    Sumberdaya Manusia
a.    Pengetahuan
b.    Keterampilan
c.    Kompetensi
d.   Etos kerja
e.    Pendapatan
f.     Kesehatan
g.    Indeks pembangunan manusia

2.     Sumberdaya Alam
a.     Tekanan
b.     Dampak
c.     Degradasi

3.     Sumberdaya Buatan / Sarana dan Prasarana
a.    Skalogram fasilitas pelayanan
b.    Aksesibilitas terhadap fasilitas

4.     Sumberdaya Sosial
a.     Regulasi
b.     Organisasi
c.     Rasa percaya
Proses Pembangunan
1.     Input
2.     Proses
3.     Output
4.     Outcome
5.     Benefit
6.     Impact
a.    Input dasar ( SDA, SDM, Infrastruktur)
b.    Input antara
c.    Total volume produksi

A. INDIKATOR PEMBANGUNAN MONETER
1. Indikator Pendapatan Per Kapita
Perekonomian dikatakan sedang tumbuh / berkembang apabila adanya serangkaian peristiwa yang timbul untuk mewujudkan peningkatan pendapatan per kapita dalam jangka waktu panjang, sehingga sekalipun ada satu waktu di mana peningkatan pendapatan per kapita seolah-olah terhenti, tapi bila di waktu mendatang terjadi peningkatan , maka itu tetap dapat disebut terdapat pembangunan ekonomi.
Pendapatan per kapita seringkali digunakan pula sebagai indicator pembangunan selain untuk membedakan tingkat kemajuan ekonomi antara Negara-negara nmaju dengan Negara sedang berkembang. Pendapatan per kapita selain dapat memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan kesejahteraan masyarakat di berbagai Negara juga dapat menggambarkan perubahan corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi di antara berbagai Negara.
Melalui indikator pendapatan perkapita ini Bank Dunia (2003) mengklasifikasikan negara menjadi tiga golongan, yaitu :
a)      Negara berpenghasilan rendah (low-income economies)
Negara-negara ini memiliki Pendapatan perkapita Kurang atau sama dengan US$ 745 petahun.
b)      Negara berpenghasilan menengah (middle-income economies)
Kelompok Negara ini memiliki Pendapatan perkapita lebih dari US$ 745 namun kurang dari US$ 8.626 pertahun


Dalam menggunakan pendapatan per kapita sebagai indicator pembangunan, kita harus senantiasa hati-hati dan teliti. Hal ini disebabkan oleh adanya pendapat yang mengatakan pembangunan itu bukan hanya sekedar meningkatkan pendapatan riil saja, akan tetapi kenaikan tersebut haruslah berkesinambungan yang disertai dengan perubahan sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan social yang sebelumnya menghambat kemajuan-kemajuan ekonomi.
Ada beberapa kelemahan terkait digunakannya angka pendapatan per kapita sebagai indicator pembangunan ekonomi, akan tetapi pendekatan ini masih sangat cocok untuk digunakan dan mudah untuk dipahami, dan  indicator ini mungkin adalah indicator pembangunan ekonmoi satu-satunya yang “terbaik” yang ada pada saat ini.  Berikut ini adalah identifikasi-identifikasi kelemahan pendapatan perkapita,  sebagai Indikator Pembangunan Ekonomi :
1)    Kelemahan umum Pendekatan Pendapatan Per Kapita
Kelemahan dalam indikator ini adalah bersumber pada anggapan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat ditentukan oleh besarnya pendapatan per kapita msayarakat tersebut.

2)        Kelemahan Metodologi Pendekatan Pendatapan per Kapita
Nilai pendapatan perkapita secara khusus merupakan  indeks untuk menunjukkan perbandingan kesejahteraan dan jurang  tingkat kesejahteraan antar masyarakat masih mempunyai kelemahan. Kelemahan tersebut timbul karena perbandingan dengan cara demikian mengabaikan adanya perbedaan-perbedaan antara Negara dalam hal seperti, struktur umur penduduk, distribusi pendpatan masyarakat nasional, metode perhitungan pendapatan, dan perbedaan nilai mata uang nasional dengan mata uang dolar Amerika Serikat.




2.      Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare)
Diperkenalkan William Nordhaus dan James Tobin (1972), menyempurnakan nilai-nilai GNP untuk memperoleh indikator ekonomi yg lebih baik, dengan dua cara :
  1. Koreksi Positip : Memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan perekonomian sektor informal.
  2. Koreksi Negatif : Kerusakan lingkungan oleh kegiatan pembangunan.

B. INDIKATOR PEMBANGUNAN NON MONETER
Indikator ini merupakan indicator yang diambil dari beberapa hal pokok yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan indicator sebelumnya, Indikator memiliki beberapa macam-macam sub- Indikator. Berikut ini adalah uraiannya.

1. Indikator Sosial
Ahli Pembangunan Ekonomi yang bernama Beckerman membedakan berbagai penelitian tentang cara-cara membandingkan tingkat kesejahteraan dalam 3 kelompok.
Kelompok pertama, merupakan suatu usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan yang terjadi dalam masyarakat yang ada di dalam dua atau beberapa Negara dengan cara memperbaiki pelaksanaan dalam perhitungan pendapatan nasional biasa. Usaha ini dipelopori oleh Colin Clark yang selanjutnya disempurnakan oleh Gilbert dan Kravis.
Kelompok kedua, dengan usaha membuat penyesuaian dalam pendapatan masyarakat yang dibandingkan dengan melihat pertimbangan perbedaan tingkat harga disetiap Negara.
Kelompok ketiga, adalah usaha untuk membuat perbandingan tingkat kesejahteraan dari setiap Negara berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter seperti, jumlah kendaraan bermotor, konsumsi minyak, jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan, dan usaha ini dipelopori oleh tokoh yang bernama Bennet.
Menurut Beckerman, dari tiga cara diatas, cara yang dirasa paling tepat adalah cara yang dilakukan oleh Gilbert dan Kravis. Cara ini merupakan usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dan pembangunan di berbagai Negara dengan memperbaiki metode pembanding dengan menggunakan data pendapatan nasional dari masing-masing Negara.
Dengan cara-cara diatas memiliki kelemahan pada Negara sedang berkembang. Pada dasarnya Negara berkembang tidak memiliki data-data tentang cara-cara diatas. Sehingga Beckerman mengemukakan lagi cara yang lain dalam membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di berbagai Negara yaitu dengan menggunakan data yang bukan bersifat moneter untuk menentukkan indeks kesejahteraan masyarakat disetiap Negara. Cara ini sering disebut dengan Indikator Non-Moneter Disederhanakan. Untuk itu, berikut adalah data yang dapat digunakan untuk memperoleh indikator tersebut.
a.       Jumlah konsumsi baja dalam satu tahun (kg)
b.      Jumlah konsumsi semen dalam satu tahun dikalikan 10 (ton)
c.       Jumlah surat dalam negeri dalam satu tahun.
d.      Jumlah persediaan pesawat radio dikalikan 10.
e.       Jumlah persediaan telpon dikalikan 10.
f.       Jumlah persediaan berbagai jenis kendaraan.
g.      Jumlah konsumsi daging dalam satu tahun (kg).

Usaha lain juga dilakukan oleh United Nations Research Institute for Social Development (UNRISD) untuk menentukan dan membandingkan tingkat kesejahteraan suatu Negara. Untuk menciptakan indeks taraf pembangunan, ada 18 jenis data yang harus diperoleh yakni :
a.         Tingkat harapan hidup.
b.        Presentase anak-anak yang belajar di sekolah dasar dan menengah.
c.         Persenatse tenaga kerja (dari seluruh tenaga kerja yang mempunyai pekerjaan) yang bekerja di sector listrik, gas, air,  kesehatan, pengangkut, pergudangan, dan komunikasi.
d.        Persentase tenaga kerja (dari keseluruhan tenaga kerja yang memiliki pekerjaan) yang memperoleh gaji.
e.         Produk pertanian rata-rata dari pekerja laki-laki di sector pertanian.
f.         Pendapatan per kapita Produk Nasional Bruto.

Apabila indeks pembangunan yang diusulkan oleh UNRISD ini digunakan sebagai indicator kesejahteraan atau pembangunan ekonomi, maka perbedaan tingkat pembangunan antara negara maju dan negara sedang berkembang tidak terlalu besar seperti yang digambarkan berdasarkan pendapatan perkapita masing-masing Negara.

2.  Indeks Kualitas Hidup dan Pembangunan Manusia (IPM)
Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat, ada sebuah indeks gabungan yang dikenal dengan Physical Quality of Line Index (PQLI) dan Indeks Kualitas Hidup (IKH). Indeks ini diperkenalkan oleh Morris D. Morris. Indeks Kulaitas Hidup (IKH) terdiri dari 3 indikator yakni, tingkat harapan hidup, angka kematian, dan tingkat melek huruf.
Sejak tahun 1990, United Netions for Development Program (UNDP) mengembangkan indeks yang sering dikenal dengan istilah Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Sedangkan indicator yang digunakan untu mengukur indeks ini adalah :
1.      Tingkat harapan hidup.
2.      Tingkat melek huruf masyarakat.
3.      Pendapatan riil perkapita berdasarkan daya beli masing-masing Negara.
Indeks HDI ini besarannya antara 0 sampai dengan 1,0. Apabila angka indeks yang diperoleh dari suatu Negara mendekati 1, maka HDI di Negara tersebut semakin tinggi. Sedangkan, apabila angka indeks mendekati 0, maka Negara tersebut memiliki indeks pembangunan manusia yang rendah.

3. Indikator Campuran
1)      Pendidikan
Pendidikan adalah suatu indicator yang digunakan dalam mengukur pembangunan ekonomi suatu Negara. Pada umumnya, dalam Negara maju tingkat pendidikan rata-rata tinggi dengan TPAK dari tahun ketahun selalu meningkat. Negara maju sangat memperhatikan tingkat pendidikan para penduduknya. Berbeda dengan Negara sedang berkembang, pendidikan di NSB masih rendah jika dibandingkan Negara maju. Terbukti tingkat melek huruf dan TPAk serta angka partisipasi sekolah masih rendah. Sehingga, dari perbandingan tersebut, indicator yang dapat diukur dalam pendidikan yakni ; tingkat pendidikan, tingkat melek huruf, dan tingkat partisipasi pendidikan.
2)      Kesehatan
Kesehatan merupakan hak asasi yang harus dipenuhi demi keberlangsungannya kehidupan bermasyarakat. Indikator tingkat kesehatan dapat dilihat dari rata-rata hari sakit dan ketersediaannya fasilitas kesehatan. Ketika terpenuhinya pembangunan ekonomi berupa kesejahteraan dalam bidang kesehatan, dapat dilihat dari beberapa indikasi berupa tingkat mortalitas yang rendah, angka pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan angka harapan hidup yang tinggi.
3)      Perumahan
Rumah merupakan kebutuhan primer yang harus terpenuhi oleh masing-masing penduduk.  Indicator perumahan yang sesuai dengan tujuan kesejahteraan penduduk yakni sumber air bersih dan listrik, sanitasi, dan mutu rumah tinggal.
4)      Angkatan Kerja
Penduduk yang dikatakan angkatan kerja adalah orang yang telah berumur 15-64 tahun. Angkatan kerja ini juga dibagi lagi menjadi dua yakni bekerja dan sedang mencari pekerjaan (Menganggur). Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan angkatan kerja adalah, partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, dan status pekerjaan.
5)       KB dan Fertilitas
Indikator yang dapat digunakan yakni, penggunaan asi, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran, dan penggunaan alat kontrasepsi.
6)       Ekonomi
Pembangunan ekonomi pada dasarnya di ikuti dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, kita dapat melihat Indikator ekonomi itu sendiri, yakni tingkat pendapatan dan konsumsi per kapita.
7)      Kriminalitas
Pada dasarnya Negara maju memiliki tingkat kriminalitas yang rendah, hal ini disebabkan sudah lengkapnya alat keamanan Negara yang digunakan oleh Negara tersebut.  Hal ini berbeda dengan keadaan di Negara sedang berkembang. Di NSB, banyak terjadi kriminalitas yang disebabkan beberapa factor seperti adanya cultural shock, ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan, dan adanya kepentingan dari suatu pihan. Indicator kriminalitas itu sendiri diantaranya adalah, jumlah pencurian per tahun, jumlah pembunuhan per tahun, dan jumlah pemerkosaan per tahun.
8)      Perjalanan Wisata
Indikatornya adalah frekuensi perjalanan wiata per tahun.
9)      Akses Media Massa
Akses media bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam masyarakat itu sendiri. Indikatornya antara lain : jumlah surat kabar, jumlah radio, dan jumlah televise.



BAB III
KESIMPULAN

Indikator pembangunan dapat memberikan gambaran mengenai lajunya perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat dan corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang terjadi di berbagai negara. Selain itu, indikator pembangunan juga dapat dipergunakan untuk mengetahui syarat-syarat yang diperlukan oleh negara berkembang untuk menyamakan tingkat kehidupannya dengan negara maju. Indikator Pembangunan dapat terbagi 2 yaitu (1) Indikator Pembangunan Moneter dan Indikator Pembangunan Non Moneter.

A. INDIKATOR PEMBANGUNAN MONETER
1. Indikator Pendapatan Per Kapita
Perekonomian dikatakan sedang tumbuh / berkembang apabila adanya serangkaian peristiwa yang timbul untuk mewujudkan peningkatan pendapatan per kapita dalam jangka waktu panjang, sehingga sekalipun ada satu waktu di mana peningkatan pendapatan per kapita seolah-olah terhenti, tapi bila di waktu mendatang terjadi peningkatan , maka itu tetap dapat disebut terdapat pembangunan ekonomi.

2.      Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare)
Diperkenalkan William Nordhaus dan James Tobin (1972), menyempurnakan nilai-nilai GNP untuk memperoleh indikator ekonomi yg lebih baik, dengan dua cara :
  1. Koreksi Positip : Memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan perekonomian sektor informal.
  2. Koreksi Negatif : Kerusakan lingkungan oleh kegiatan pembangunan.


B. INDIKATOR PEMBANGUNAN NON MONETER

1. Indikator Sosial
Oleh Backerman, dibedakan 3 kelompok :
  1. Usaha membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di dua negara dengan memperbaiki cara perhitungan pendapatan nasional, dipelopori oleh Collin Clark dan Golbert dan Kravis.
  2. Penyesuaian pendapatan masyarakat bandingkan dengan mempertimbangkan tingkat harga berbagai negara.
  3. Usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dari setiap negara berdasarkan data yang tidak bersifat moneter (non monetary indicators).

2.  Indeks Kualitas Hidup dan Pembangunan Manusia (IPM)
Morris D : Physical Quality of Life Index (PQLI) Indeks Kualitas Hidup (IKH) yaitu gabungan tiga faktor :
1. Tingkat Harapan Hidup
2. Angka Kematian
3. Tingkat Melek Huruf.

3. Indikator Campuran
BPS : Indikator Kesejahteraan Rakyat Susenas Inti (Core Susenas) Pendidikan tingkat pendidikan, tingkat melek huruf & tingkat partisipasi pendidikan.
1.      Kesehatan : Rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan.
2.      Perumahan : Sumber air bersih & listrik, sanitasi & mutu rumah.
3.      Angkatan Kerja : Partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, status pekerjaan.
4.      Keluarga Berencana dan Fertilisasi : Penggunaan ASI, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran, penggunaan alat kontrasepsi.
5.      Ekonomi : Tingkat konsumsi perkapita.
6.      Kriminalitas :Jumlah pencurian pertahun, jumlah pembunuhan pertahun, jumlah perkosaan pertahun.
7.      Perjalanan wisata : Frekuensi perjalanan wisata pertahun.
8.      Akses di media massa : Jumlah surat kabar, jumlah radio dan jumlah televisi.



2 komentar: