Minggu, 06 April 2014

Laporan BISNIS PLAN



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Percetakan merupakan salah satu usaha yang tidak pernah sepi sehingga sangat menarik untuk digeluti. Menurut pengamatan saya, walaupun semakin hari orang yang membangun bisnis percetakan semakin bertambah, tetapi konsumen atau pasarnya juga semakin terbuka lebar, sehingga hal tersebut merupakan sebuah peluang besar. Apalagi di era globalisasi saat ini kebutuhan akan promosi mutlak diperlukan bagi suatu perusahaan bila ingin bersaing menarik pelanggan. Produk-produk percetakan yang dibutuhkan oleh pasar/konsumen diantaranya adalah barang-barang yang biasa kita lihat dan kita gunakan sehari-hari, semisal buku-buku, nota/faktur yang biasa kita peroleh sewaktu belanja di toko atau supermarket, kwitansi, dus-dus kemasan makanan atau kemasan barang-barang lainnya, tas jinjing (hand bag/shopping bag), kartu nama, kartu undangan, kalender, hang tag atau label, kop surat, amplop, sticker, poster, ID card, brosur, leaflet, company profil, spanduk/reklame, dan lain sebagainya. Pokoknya dimana pun dan kemana pun kita pergi, selalu saja kita jumpai barang-barang produk percetakan tersebut.
Digital Printing adalah media sekaligus lahan baru di dunia pencetakan. Bagaimana pun teknologi ini mulai menggusur teknologi konvensional (teknik sablon manual). Teknik ini memiliki beberapa kelebihan di antaranya produk dapat dibuat satuan, full color, gambar kualitas foto, tahan air dan tahan lama. Selain itu di era yang serba cepat seperti sekarang ini maka lama pengerjaan produk menjadi sebuah tuntutan. Karena sebagian besar konsumen menginginkan hasil yang cepat sehingga mereka tidak akan merasa membuang-buang waktu. Lagi pula dengan variasi produk yang sangat luas. Teknik digital printing juga merupakan sebuah solusi bagi orang-orang atau konsumen yang membutuhkan hasil cetakan yang jumlahnya sedikit karena di bisnis ini tidak mengenal adanya minimum order. Apalagi dengan teknologi digital saat ini, foto dengan mudah dapat dimanipulasi, retouch (diperbaiki) diberikan variasi disain, huruf sehingga dapat lebih menarik lagi. Dengan teknologi digital, hasil foto dari fotografer amatir-pun dapat berkesan "professional".
Usaha digital printing semacam ini memang belakangan mulai berkembang. Namun, kami yakin bisnis percetakan seiring berkembangnya dunia usaha yang ditandai dengan bermunculannya perusahaan-perusahaan baru tidak pernah sepi. Oleh karena itu kami mengambil tema tentang usaha percetakan dengan nama “Gallery Art Digital”.

B.       Tujuan
Adapun tujuan dari didirikannya usaha ini adalah untuk memenuhi kebutuhan akan percetakan digital baik sebagai media promosi seperti pamflet, brosur, kartu nama atau berbagai produk hasil cetakan lainnya. Selain itu dimaksudkan untuk mengembangkan usaha menjadi lebih besar sehingga hasil keuntungan yang diperoleh juga akan semakin besar.


BAB II
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

A.           Permintaan (Demant),  proyeksi permintaan dan penawaran (Supply).
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan pengertian penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu. Oleh sebab itu permintaan akan Percetakan spanduk, reklame, kaos, stiker sangat menjanjikan dibuka di Pasir pengaraian, karena hampir semua ruko, intansi memerlukan percetakan tersebut. Dengan  demikian permintaan akan percetakan spanduk, reklame, kaos, stiker tidak akan putus. Hal ini selain sudah merupakan kebutuhan, juga disebabkan perkembangan wilayah yang menyebabkan semakin banyak permintaan, selain itu ekonomi masyarakat semakin maju.
Proyeksi permintaan akan percetakan yang semakin hari semakin meningkat,  sehingga Gallery Art Digital berpeluang membuka usaha tersebut.

B.            Produk (Produk)
Strategi ini berbicara mengenai bagaimana produk usaha kita dapat menarik hati konsumen untuk membelinya. Produk yang ditawarkan Percetakan Gallery Art Digital merupakan produk yang yang di cetak sesuai dengan keinginan konsumen. Mulai dari pemilihan jenis kertas, warna undangan, pemakaian polymas (tinta berwarna emas), hingga ukuran undangan yang akan di cetak. Semua didesain serapi dan seindah mungkin, serta pemberian ciri khas tersendiri seperti raster (background) undangan. Hal ini membuat undangan yang dihasilkan tidak akan sama dengan undangan yang lain. Sehingga diusahakan selalu ada model-model undangan baru dan konsumen memiliki banyak pilihan. Dan yang paling penting ialah kualitas dari produk yang dihasilkan selalu dijaga, agar konsumen merasa puas dan tidak dirugikan. Hal ini akan berdampak kepada loyalitas pelanggan dan secara tidak langsung akan terjadi proses pemasaran secara alami. Dimana pelanggan akan memberikan saran kepada orang lain yang ingin menempah undangan agar membuat pada usaha ini.

C.           Harga (Price)
Strategi mengenai bagaimana produk kita lebih menarik konsumen dari segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik kepada produk dengan harga yang lebih murah. Dalam hal menentukan harga sebuah produk yang dihasilkan pada usaha ini, harus dipertimbangkan beberapa hal. Bukan semata-mata hanya mengambil keuntungan dari biaya produksi ditambah dengan marjin. Melainkan dari sebuah nilai yang mencerminkan nilai proporsi yang sesuai dalam setiap produk. Harga yang tepat akan memiliki ikatan yang erat antara pembeli dan produsen. Harga produk benar-benar disesuaikan dengan kondisi keuangan konsumen, dengan cara pemberian saran dan pilihan-pilihan alternatif lain terhadap bahan pembuatan undangan (jenis kertas) dan lain sebagainya tanpa mengurangi kualitas produk.


D.           Tempat dan Distribusi (Place)
Merupakan cara untuk mendistribusikan produk untuk sampai ke tangan konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan secara langsung ke konsumen. Tempat usaha yang kita pilih juga harus strategis, dapat dijangkau dengan mudah, dekat dengan pusat keramaian dan daerahnya yang aman dan bersih agar konsumen dapat dengan mudah mencari dan datang.

E.            Promosi (Promotion)
Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat dikenal oleh konsumen melalui cara Personal Selling yaitu promosi melalui penjualan langsung ke tempat konsumen berada dengan menawarkan contoh produk, keunggulan, harga, serta membuat spanduk dan memasangnya di pusat keramaian.

F.            Analisis SWOT
Analisa SWOT adalah suatu metoda penyusunan strategi perusahaan atau organisasi yang bersifat satu unit bisnis tunggal. Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat berupa domestik maupun multinasional. SWOT itu sendiri merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala, dimana yang secara sistematis dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor didalam perusahaan (S dan W). Kata-kata tersebut dipakai dalam usaha penyusunan suatu rencana matang untuk mencapai tujuan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Tahap awal proses penetapan strategi adalah menaksir kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang dimiliki organisasi. Analisa SWOT memungkinkan organisasi memformulasikan dan mengimplementasikan strategi utama sebagai tahap lanjut pelaksanaan dan tujuan organiasasi, dalam analisa SWOT informasi dikumpulkan dan dianalisa. Hasil analisa dapat menyebabkan dilakukan perubahan pada misi, tujuan, kebijaksanaan, atau strategi yang sedang berjalan. Dalam penyusunan suatu rencana yang baik, perlu diketahui daya dan dana yang dimiliki pada saat akan memulai usaha, mengetahui segala unsur kekuatan yang dimiliki, maupun segala kelemahan yang ada. Data yang terkumpul mengenai faktor-faktor internal tersebut merupakan potensi di dalam melaksanakan usaha yang direncanakan.
1.      Faktor Internal
a.       Strenght (Kekuatan)
1)      Keunggulan Produk untuk member dengan fasilitas member diskon
2)      Keterampilan dan keahliah untuk mengedit, dan mendesain permintaan dengan baik.
3)      Bahan baku kualitas tinggi tidak mudah rusak, luntur, tahan panas.

b.      Weakness (Kelemahan)
1)      Belum berpengelaman dalam memulai usaha yang masih minim.
2)      Kurangnya sumber daya manusia yang professional dalam bekerja, walaupun setiap karyawan selalu diberi motivasi untuk bekerja dengan baik, terkadang di antara pegawai yang melakukan-melakukan kesalahan yang bisa menimbulkan kerugian.
2.      Faktor External
a.       Opportunities (Peluang)
1)      Banyaknya Konsumen anak muda dan banyaknya ruko, sehingga permintaan akan spanduk dan baju kaos meningkat.
2)      Usaha Percetakan masih belum banyak berdiri
3)      Wilayah tidak terlalu jauh dari perkantoran, pasar dan ruko-ruko
4)      Pasir Pengaraian tahap perkembangan kota dan perluasan wilayah.

b.      Threats (Ancaman)
1)      Banyaknya pengusaha yang mulai melirik usaha Percetakan karena melihat usaha ini sangat menjanjikan dalam hal keuntungan sehingga suatu saat akan banyak usaha percetakan akan berdiri yang akan mengakibatkan berkurangnya pelanggan.
2)      Pembeli menjadi ancaman apabila jumlah pembeli banyak, produk perusahaan standar, produk merupakan komponen yang besar dalam struktur pembeli. Pembeli menekan perusahaan dengan memaksa menurunkan harga dan menuntut tambahan dengan kualitas tinggi.




STRATEGI SWOT
Text Box: EFASText Box: IFAS
KEKUATAN (STRENGTH)

Keunggulan Produk
Keterampilan dan keahlian
Bahan baku


KELEMAHAN (WEAKNESS)

Kurang Pengalaman
Kurang SDM
PELUANG (OPPORTUNITY)
Banyaknya konsumen
Saingan masih minim
Masih berkembang
STRATEGI (SO)

Melakukan Program promosi
Membuat diskon

STRATEGI (WO)

Menjalin kerjasama seluas-luasnya
Pendidikan dan pelatihan
Belajar berbisnis dengan fasilitas yang ada

ANCAMAN (THREAT)

Persaingan
Keacuhan konsumen




STRATEGI (ST)

Melakukan promosi yang gencar
Meningkatkan kualitas pelayanan
Membeli produk kami
Menawarkan keuntungan dan kemudahan yang didapat
STRATEGI (WT)

Memperbaiki system manajemen
Menjaga kualitas produk
Mencari pinjaman modal

G.           Strategi Pemasaran
Usaha kami mengambil target pemasaran yaitu perusahaan-perusahaan baik itu skala kecil maupun besar, Instansi/corporat, Professional, End user/konsumen ruko, rumahan atau sekolah. Bidikan pasar kami cukup luas karena variasi produk yang kami tawarkan banyak sehingga dapat fleksibel memenuhi kebutuhan banyak pihak. Usaha percetakan kami tidak hanya digunakan untuk mencetak keperluan kantor suatu perusahaan melainkan juga menyediakan berbagai produk menarik bagi konsumen rumahan. Produk ini seperti kaos, stiker, kalender, bahkan undangan. Target end user usaha kami yang utama adalah anak muda. Hal ini dikarenakan anak muda mempunyai jiwa yang dinamis sehingga mereka cenderung ingin menunjukan identitas di antaranya dengan membuat kaos unik desain mereka sendiri. Mereka tidak ingin memiliki barang yang pasaran atau yang sama dengan orang lain. Oleh karena itulah dengan adanya usaha digital printing ini mereka bisa menuangkan kreatifitasnya. Apalagi usaha digital printing kami tidak memerlukan waktu lama dalam proses pengerjaannya seperti percetakan konvensional lainnya. Sehingga cocok bagi anak muda yang ingin semuanya serba instant dan cepat. 
Selain itu keuntungan bisnis digital printing ini juga dipengaruhi oleh suatu event tertentu. "Event adalah peluang yang paling besar untuk mendongkrak omset, misalnya dengan adanya event Pemilihan Umum (PEMILU), Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA), serta yang sedang hangat dibicarakan saat ini yaitu Pemilihan Presiden (PILPRES). Walaupun event-event ini berlangsung dalam selang waktu yang relatif lama tetapi cukup mendongkrak order cetakan. Karena sebagai media promosi atau kampanye orang rela mengeluarkan uang banyak untuk memesan brosur, pamflet yang berisi ajakan untuk memilih partai, pejabat tertentu. Oleh karena itu, kami juga membidik target event lima tahunan ini.





BAB III
ASPEK TEKNIS DAN PROSES PRODUKSI

A.      Deskripsi Produk dan Proses Produksi
Proses yang dapat ditampilkan seperti proses produksi yang baik ataupun proses pelayanan terhadap konsumen. Dalam tahap proses pengerjaan, pelanggan dapat melihat secara langsung proses desain undangan. Agar pelanggan tahu dan dapat menentukan apakah undangan yang di desain sudah seperti yang diinginkan atau belum. Disini operasional usaha dituntut untuk menjaga kualitas produksi seperti mengutamakan fokus dalam setiap pekerjaan, langkah kerja yang efektif dan tangkas menanggapi permintaan.

B.       Peralatan yang digunakan
1.      Komputer PC
Tembusai-20130620-01572.jpg
Untuk mengolah data yang akan diproses
2.      Printer
Tembusai-20130620-01573.jpg
3.      Scanner
Tembusai-20130620-01574.jpg

4.      Mesin Printer Cetak Baliho, Reklame, Spanduk.
Tembusai-20130620-01580.jpg
5.      AC
Tembusai-20130620-01579.jpg
6.      MODEM
Tembusai-20130620-01575.jpg
C.      Lokasi Usaha
Lokasi yang strategis bertujuan agar memudahkan konsumen menemukan tempat usaha, dan konter yang masih bertujuan agar konsumen memiliki keyakinan atas hasil produksi yang berkualitas dan memungkinkan untuk memutuskan berlangganan. Adapun Lokasi Percetakan Gallery Art Digital  yang kami pilih di Jl. Tuanku Tambusai Kampung Padang Pasir Pengaraian.

D.      Proses Bisnis
Proses produksi Percetakan Gallery Art Digital adalah orderan masuk dicatat agar tahu mana yang harus dikerjakan, kemudian orderan tersebut disetting di computer untuk menyesesuaikan keinginan konsumen, memilih tulisan, warna dan gambar.  Selanjutnya setelah disetting  diproses di mesin cetak untuk keluar hasil percetakan.
Proses terakhir adalah penyimpanan dan pelabelan, beri label ucapan terima kasih dan simpan di rak penyimpanan menunggu proses pengambilan dari pelanggan/konsumen.





BAB IV
ASPEK MANAJEMEN DAN SUMBER DAYA MANUSIA

A.    Perencanaan
Sebuah perencanaan didala bisnis harus dilakukan dan mencakup 5 komponen utama dalam penyusunan Perencanaan Bisnis yang merepresentasikan kemana arah bisnis yang akan di bangun.
Dalam merencanakan sebuah usaha, pastikan semata-mata usaha yang dilakukan dengan sebuah perencanaan yang rinci. Tidak berarti bahwa industri kecil tidak boleh memiliki sebuah perencanaan bisnis, akan tetapi bisnis dalam skala rumahan atau home-based bussiness akan lebih mudah menggunakan. Dalam skala rumahan atau home-based bussiness pertimbangan yang penting masalah Modal, Resiko, waktu, dan Tempat Usaha. Nah bagaimana merencanakan usaha untuk industri yang agak besar, silahkan lanjutkan membaca materi .keberhasilan dalam membangun sebuah usaha. Komponen pertama yang harus termuat dalam perencanaan bisnis. Mengapa Perusahaan tertarik dengan usaha yang digeluti saat ini atau sedang berjalan. Bagaimana cara perusahaan atau kita membangun usaha tersebut dari nol sehingga implementasi dari keinginan yang ingin dicapai berhasil.
a)      Latar Belakang Perusahaan
Dalam perencanaan bisnis setidaknya harus dijabarkan secara rinci, dimana beberapa hal yang minimal harus ada dalam sebuah latar belakang perusahaan yaitu, Sekilas Usaha atau sejarah berdirinya perusahaan, disini menggungkap bagaimana perusahaan menjelaskan sedikit tentang apa saja dan kapan perusahaan itu berdiri. Pihak-pihak yang Terlibat Dalam Usaha, dalam hal ini adalah siapa rekanan, tokoh, dan pendampin yang terlibat dalam bisnis anda. Kondisi Keuangan perusahaan, harus tergambar walaupun bukan hasil neraca keuangan sebenarnya. Intinya menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan sehat. Rencana Pengembangan, perlu dimasukkan dengan tujuan untuk menjelaskan arahan pengembangan usaha ini pada akhirnya berujung dimana, apakah direncanan menjadi sebuah perusahaan multinasional atau hanya perusahaan dengan tingkat pasar lokal saja.
b)   Produk-produk dan Jasa dari Perusahaan
Produk dan jasa apa saja yang peruhaan akan jual. Disini diperlukan bagaimana analisis sebuah produk dan apakah perusahaan sanggup menjualnnya. Tidak hanya itu dibutuhkan pula gambaran detail dari produk yang akan dijual.
c)   Kondisi Pasar Produk dan Strategi Pemasaran
Disini hal harus ada adalah analisis kondisi pasar, mengenai besarnya permintaan terhadap barang atau jasa yang dibuat oleh perusahaan. Hanya ada dua pilihan menciptakan pasar (driving market) atau mengikuti pasar (market driven), sehingga dapat mengetahui kondisi pasar dan bisnis yang sedang dijalankan.


d)  Rencana Pemasaran
Rencana Pemasaran pada dasarnya membidik target market yang sesuai agar sasarannya tepat efektif dan efisien.

B.     Pengorganisasian
Dalam pengelolaan percetakan, Gallery Art memiliki susunan anggota kerja yang terdiri dari 1 (satu) ketua dan 4 (empat) anggota yang memiliki fungsi dan tanggung jawab yang berbeda. Sebagai sebuah holding company, Gallery Art  bergerak sebagai penyelenggara jasa percetakan bergerak di bidang jasa yang menangani bisnis multimedia penyablonan dan percetakan dengan nama produk Baleho, Spanduk,  Stempel dll.

C.    Pengarahan
Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan. Termasuk didalamnya memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas sampai meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya adalah agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik.
Para ahli banyak berpendapat kalau suatu pengarahan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen. Karena merupakan fungsi terpenting maka hendaknya pengarahan ini benar-benar dilakukan dengan baik oleh seorang pemimpin.
Seorang manajer yang baik hendaknya sering memberi masukan-masukan kepada anggotanya karena hal tersebut dapat menunjang prestasi kerja anggota. Seorang anggota juga layaknya manusia biasa yang senang dengan adanya suatu perhatian dari yang lain, apabila perhatian tersebut dapat membantu meningkatkan kinerja mereka. Dari definisi diatas terdapat suatu cara yang tepat untuk digunakan yaitu:
a)      Melakukan orientasi tentang tugas yang akan dilakukan
b)      Memberikan petunjuk umum dan khusus
c)      Mempengaruhi anggota, dan
d)     Memotivasi

D.     Pengendalian
Betapa pentingnya aktivitas pengendalian dalam suatu perusahaan, apalagi proses mengenai penerimaan dan pengeluaran uang, yang merupakan salah satu proses penting perusahaan, jika tidak dikendalikan secara memadai maka sudah tentu perusahaan mudah untuk terjebak dalam suatu masalah dan tidak menutup kemungkinan perusahaan tersebut gulung tikar.
Namun demikian, pada saat ini ada begitu banyak  prosedur dan cara yang telah ditawarkan untuk melakukan pengendalian atas proses penerimaan dan pengeluaran uang perusahaan, yang mungkin cocok untuk diterapkan pada perusahaan yang anda kelola saat ini. Berikut pemaparan sederhana mengenai aktivitas kontrol yang dapat anda terapkan; Kebijakan dan prosedur untuk meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko benar-benar dilaksanakan yaitu dengan memastikan bahwa setiap dokumen penerimaan dan pengeluaran uang terdapat approval, melakukan rekonsiliasi terkait aktivitas tersebut, melakukan review kinerja, serta melakukan pengamanan harta dan pemisahan fungsi.
Perusahaan yang baik adalah sebuah perusahaan yang dapat memastikan bahwa setiap dokumen penerimaan dan pengeluaran terdapat approval, dimana approval ini telah dirancang sebelumnya terkait dengan jumlah pengeluaran uang pada khususnya dengan level kewenangan manajemen untuk melakukan approval. Dalam setiap pemeriksaan independen maupun internal audit hal ini menjadi suatu hal yang sangat mendasar, bahwa jika perusahaan tersebut telah menjalankan aktivitas pengendalian dengan baik maka tingkat kepatuhan terhadap hal ini sudah mencapai 100%. Batas kewenangan dirancang untuk memastikan bahwa setiap pengeluaran uang yang dilakukan perusahaan telah diketahui oleh level management sesuai dengan banyaknya uang yang dikeluarkan; sehingga perusahaan dapat dengan mudah melakukan pengambilan keputusan jika terdapat ketidaksesuaian atas pengeluaran uang tersebut.

E.     Pengadaan
 Fungsi pengadaan sangat diperlukan sekali dimana karyawan atau tenaga kerja dapat di gantikan oleh karyawan baru yang berkompeten, dengan motivasi baru dan semangat baru dari karyawan baru tersebut. dan juga pemikiran baru dari perusahaan untuk lebih maju dan disiplin agar perusahaan dapat mencapai tujuannya.
Pengadaan (ptocurement) adalah fungsi operasional pertama MSDM. Pengadaan karyawan merupakan masalah penting, sulit, dan kompleks karena untuk mendapatkan dan menempatkan orang-orang yang kompeten, serasi, serta efektif tidaklah semudah membeli dan menempatkan mesin.
Karyawan adalah aset utama perusahaan yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status, dan latar belakang pendidikan, usia, dan jenis kelamin hanya heterogen yang dibawa ke dalam organisasi perusahaan. Karyawan bukan mesin, uang, dan material yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya dalam mendukung tercapainya tujuan perusahaan.
Karyawan yang cakap, mampu, dan terampil, belum menjamin produktivitas kerja yang baik. Kalau moral kerja dan kedisiplinannya rendah. Mereka baru bermanfaat dan mendukung terwujudnya tujuan perusahaan jika mereka berkeinginan tinggi untuk berprestasi. Karyawan yang kurang mampu, kurang cakap, dan tidak terampil mengakibatkan pekerjaan tidak selesai tepat pada waktunya.
Kualitas dan kuantitas karyawan harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan, supaya efektif dan efisien menunjang tercapainya tujuan. Penempatan tenaga kerja juga harus tetap ssesuai dengan keinginan dan keterampilannya. Dengan demikian, gairah kerja dan kedisiplinannya akan lebih baik serta efektif menunjang terwujudnya tujuan perusahaan.
Pengadaan karyawan harus didasarkan pada prinsip apa baru siapa. Apa artinya kita harus terlebih dahulu menetapkan pekerjaan-pekerjaannya berdasarkan uraian pekerjaan (job description). Siapa artinya kita baru mencari orang-orang yang tepat untuk menduduki jabatan tersebut berdasarkan spesifikasi pekerjaan (job specification).
Pengadaan karyawan berdasarkan siapa kemudian aru apa, akan menimbulkan mismanajemen dalam penempatannya. Penetapan kryawan yang jauh di bawah kemampuannya ataupun di luar kemampuannya mengakibatkan moral kerja dan kedisiplinan karyawan rendah. Jadi, kita harus menugaskan seorang karyawan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan memberikan pekerjaan yang disenanginya.
Pengadaan adalah proses penarikan. Seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang efektif dan efisien membantu tercapainya tujuan perusahaan. Pengadaan karyawan merupakan langkah pertama dan yang mencerminkan berhasil tidaknya suatu perusahaan mencapai tujuannya. Jika karyawan yang diterima kompeten, maka usaha untuk mewujudkan tujuan relatif mudah. Sebaliknya, apabila karyawan yang diperoleh kurang memenuhi syarat. Sulit bagi perusahaan mencapai tujuannya.
Pengadaan karyawan ini harus mendapat perhatian yang serius serta didasarkan pada analisis pekerjaan (job analysis), uraian pekerjaan (job description), spesifikasi pekerjaan (job specification), persyaratan pekerjaan (job requirement), dan evaluasi pekerjaan (job evalution), pengayaan pekerjaan (job enrichment), perluasan pekerjaan (job enlargement), dan penyederhanaan pekerjaan (work simplification). Perekrutan calon karyawan hendaknya di lakukan dengan baik, agar karyawan yang dierima sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang akan dilakukan.

F.     Pengembangan
Dalam menjalankan rutinitas sehari-hari dan dalam menjalankan program apapun kaitannya dengan pekerjaan dan bisnis kita perencanaan adalah suatu hal yang sangat penting. Perencanaan membuat apa yang akan kita lakukan lebih terarah. Dengan perencanaan pula kita dapat melakukan urutan pekerjaan, prioritas dan membuat target serta mencapainya dengan lebih terorganisir. Meskipun setelah ada perencanaan ada lagi hal penting yang meski kita lakukan seperti membuat target, menjalankan program mengawasi/mengontrol dan membuat laporan kinerja, namun perencenaan adalah hal yang utama dan mesti ada sebelum kita memulai sebuah proyek/ menjalankan organisasi, memulai bisnis dan termasuk menjalankan pekerjaan sehari-hari. Dengan perencanaan yang matang segala-sesuatu akan lebih terarah dan terkontrol, hanya saja perencanaan membutuhkan komitmen dan konsekuensi untuk menjalankannya agar apapun yang kita rencanakan dapat berjalan seperti yang seharusnya.
Seiring perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, dunia karir dan bisnis juga mengalami  perubahan begitu pesatnya sehingga membuat karyawan menjadi rawan terhadap kehilangan pekerjaan dan juga karir mereka. Untuk itulah perencanaan karir menjadi sangat penting, karena saat ini keamanan kerja tidak lagi diukur dengan ada tidaknya pekerjaan yang dimiliki seseorang, atau besar kecilnya ukuran organisasi tempatnya bekerja, namun diukur dari kemampuan seseorang untuk dapat mempekerjakan dirinya.
Pertanyaan yang muncul manakala kita membicarakan pentingnya perencanaan karir bagi seorang karyawan adalah “Siapakah yang sebaiknya berperan dalam membuat perencanaan karir seorang karyawan?”  Idealnya perencanaan dan pengembangan karir seharusnya dilihat sebagai sebuah sinergi yang melibatkan baik karyawan, maupun pihak perusahaan. Hal ini sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Gary Dessler dalam bukunya Human Resource Management (2005), karyawan, manajer dan perusahaan semuanya memainkan peran dalam merencanakan, mengarahkan, dan mengembangkan karir seorang karyawan. Namun demikian karyawan harus selalu bertanggung jawab penuh terhadap pengembangan karirnya, dan kesuksesan karirnya.  merupakan salah satu tugas yang sebaiknya tidak pernah diserahkan sepenuhnya oleh seorang karyawan kepada manajer atau perusahaan. Sayangnya banyak karyawan yang mengabaikan tugas ini, dan menyerahkan sepenuhnya pengelolaan karirnya kepada manajernya atau perusahaan. Dengan posisi pasif seperti ini, berarti seorang karyawan telah menyerahkan penguasaan atas karirnya kepada perusahaan, membatasi kemampuannya untuk mendapatkan pekerjaan yang lain, dan mengurangi kesempatannya untuk mencapai karir yang diinginkannya. Di sisi lain, tidak semua perusahaan siap untuk membuat program perencanaan karir, karena masalah yang akan ditimbulkannya, antara lain menyangkut alokasi dana, sumber daya manusia, dan struktur organisasi yang ada.

G.    Kompensasi
Salah satu tujuan manajemen sumber daya manusia, yaitu memastikan organisasi memiliki tenaga kerja yang bermotivasi dan berkinerja tinggi, serta dilengkapi dengan sarana untuk menghadapi perubahan yang dapat memenuhi kebutuhan pekerjanya. Dalam usaha mendukung pencapaian tenaga kerja yang memiliki motivasi dan berkinerja tinggi, yaitu dengan cara memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Sistem kompensasi juga berpotensi sebagai salah satu sarana terpenting dalam membentuk perilaku dan mempengaruhi kinerja. Namun demikian banyak organisasi mengabaikan potensi tersebut dengan suatu persepsi bahwa “kompensasi tidak lebih sekadar a cost yang harus diminimisasi”. Tanpa disadari beberapa organisasi yang mengabaikan potensi penting dan berpersepsi keliru telah menempatkan sistem tersebut justru sebagai sarana meningkatkan perilaku yang tidak produktif atau counter productive. Akibatnya muncul sejumlah persoalan personal misalnya low employee motivation, poor job performance, high turn over, irresponsible behaviour dan bahkan employee dishonestry yang diyakini berakar dari sistem kompensasi yang tidak proporsional.

Secara umum kompensasi merupakan sebagian kunci pemecahan bagaimana membuat anggota berbuat sesuai dengan keinginan organisasi. Sistem kompensasi ini akan membantu menciptakan kemauan diantara orang-orang yang berkualitas untuk bergabung dengan organisasi dan melakukan tindakan yang diperlukan organisasi. Secara umum berarti bahwa karyawan harus merasa bahwa dengan melakukannya, mereka akan mendapatkan kebutuhan penting yang mereka perlukan. Dimana didalamnya termasuk interaksi sosial, status, penghargaan, pertumbuhan dan perkembangan.
Menurut J. Long (1998:8) dalam bukunya Compensation in Canada mendefinisikan sistem kompensasi adalah bagian (parsial) dari sistem reward yang hanya berkaitan dengan bagian ekonomi, namun demikian sejak adanya keyakinan bahwa perilaku individual dipengaruhi oleh sistem dalam spektrum yang lebih luas maka sistem kompensasi tidak dapat terpisah dari keseluruhan sistem reward yang disediakan oleh organisasi. Sedangkan reward sendiri adalah semua hal yang disediakan organisasi untuk memenuhi satu atau lebih kebutuhan individual. Adapun dua jenis reward tersebut adalah : Ekstrinsik kompensasi, yang memuaskan kebutuhan dasar untuk survival dan security dan juga kebutuhan sosial dan pengakuan. Pemuasan ini diperoleh ari faktor-faktor yang ada di sekeliling para karyawan di sekitar pekerjaannya, misalnya : upah, pengawasan, co worker dan keadaan kerja.
Intrinsik kompensasi, yang memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya untuk kebanggaan, penghargaan, serta pertumbuhan dan perkembangan yang dapat diperoleh dari faktor-faktor yang melekat dalam pekerjaan karyawan itu, seperti tantangan karyawan atau interest suatu pekerjaan yang diberikan, tingkatan keragaman/variasi dalam pekerjaan, adanya umpan balik, dan otoritas pengambilan keputusan dalam pekerjaan serta signifikansi makna pekerjaan bagi nilai-nilai organisasional.

H.    Pengintegrasikan
Adalah kegiatan menyatu padukan keinginan karyawan dan seluruh kepentingan perusahaan, agar tercipta  kerja sama yang baik antara perusahaan dan karyawan serta menimbulkan dan memberikan memberikan rasa kepuasan. Usaha pengintegrasian dilakukan melalui hubungan antara manusia (Human Relation), Motivasi, kepemimpinan, kesepakatan kerja bersama (KKB), dan Collectiv Bargaining.  Jadi pengintegrasian adalah hal yang sangat penting dan merupakan salah satu kunci untuk mencapai hasi yang baik bagi perusahaan maupun terhadap karyawan sehingga memberikan kepuasan kepada semua pihak. Karyawan dapat memenuhi kebutuhannya dan perusahaan dapat tercapai semua tujuan-tujuannya.
Tujuan pengintegrasian adalah memanfaatkan karyawan agar mereka bersedia bekerja keras dan berpartisipasi aktif dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi serta terpenuhinya kebutuhan karyawan. Dengan tercapainya tujuan dari organisasi, perusahan akan mendapan laba yang besar dan terpenuhinya kebutuhan karyawan dalam perusahan itu maka loyalitas karyawan akan tercipta.
Metode-metode pengintegrasian yang kita kenal adalah :
1)      Hubungan antar manusia (Human Relations)
2)      Motivasi (Motivation)
3)      Kepemimpinan (Leadership)
4)      Kesepakatan kerja bersama (KKB)
5)      Collective Bargaining
Faktor Pendorong Pembentukan Integrasi yang Efektif :
a.       Lingkungan : Kekuatan lingkungan yang sangat berperan dalaam persaingan yang semakin meningkat, perubahan teknologi dan perubahan femografi tenaga kerja
b.      Sejarah  dan  kultur  organisasi :
Budaya  organisasi  yang  berorientsi  pada  sumber daya manusia yang kuat mampu mengembangkan hubungan alamiah antara kegiatan sumber daya manusia dengan perencanaan strategis.
c.       Strategis : Strategi pemusatan pada satu  jenis bisnis  inti dapat memacu potensi bagi terciptanya hubungan perencanaan strategis dengan sumber daya  manusia    yang semakin integratis karena memungkinkan dikembangkannya dan  diterapkannya program dan sistem sumber daya manusia di seluruh perusahaan.
d.      Struktur : Penempatan unit  sumber daya manusia dalam  struktur organisasi,  senior eksekutif sumber daya manusia di beri status sama seperti direktur fungsional lainnya
e.       Keterampilan  dan Nilai  yang  dianut  eksekutif  :  Sumber  daya manusia memiliki pengetahuan yang baik mengenai bisnis dan mampu memberikan masukan kedalam proses perencanaan strategis.
f.       Keterampilan  dan  Nilai  yang  dimiliki  Karyawan  :  bantuan  fungsi  SDM  yang diterima manajemen untuk memecahkan masalah ketenagakerjaan akan menguatkan pentingnya fungsi SDM.
g.      Sistem Komunikasi yang memiliki  tujuan membangun kesadaran manajer  terhadap tujuan strategis perusahaan  dan  mendorong  mereka  mendorong  mereka mengembangkan  motivasi  bawahannya  didukdung  dengan  database  SDM  yang dikembangkan dengan baik.

I.       Kedisiplinan Pegawai
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap sesorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, seserorang akan bersedia mematuhi semua semua peraturan serta melaksanakan tugas-tugasnya, baik secara sukarela maupun karena terpaksa.
Berdasarkan pendapat Keiht Davis, disiplin kerja juga dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh  pedoman-pedoman organisasi. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan dakam menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan. Dengan tata tertib yang baik, semangat kerja, moral kerja, efisiensi, dan efektifitas kerja karyawan akan meningkat. Hal ini akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Hukuman juga sangat diperlukan dalam kedisiplinan karyawan, untuk mendidik karyawan supaya menaati semua peraturan perusahaan. Pemberian hukuman harus adil dan tegas terhadap semua karyawan. Dengan keadilan dan ketegasan, sasaran pemberian hukuman akan tercapai.
1.      Indikator-indikator Kedisiplinan
a.    Tujuan dan kemampuan
Tujuan dan kemampuan karyawan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan.
b.   Teladan pimpinan
Pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin yang baik , jujur, adil, sesuai katadengan perbuatan . dengan teladan pimpinan yang baik, ,kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik.
c.    Balas jasa
Balas jasa ( gaji dan kesejahteraan ) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan atau pekerjaan. Jika karyawan semakin mencintai pekerjaan maka kedisiplinan yang diciptakan semakin baik pula.
d.      Keadilan
keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa ( pengakuan ) atau huikuman akan merangsang terciptanya kedidiplinan karyawan yang baik.
e.    Sanksi hukuman
Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, maka karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap,dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang.
f.    Ketegasan
Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum  setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan.
g.   Hubungan kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada sebuah perusahaan. Hubungan yang bersifat vertikal maupun horizontal.

2.      Macam – macam Disiplin Kerja
Ada 2 bentuk disiplin kerja, yaitu :
a.       Disiplin Preventif
Merupakan suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan memetuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan perusahaan. Disiplin preventif merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk semua bagian sistem yang ada dalam organisasi. Jika sistem organoisasi baik, maka diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja.
b.      Disiplin Korektif
Merupakan suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korektif , pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan diberikan sanksi adalah memperbaiki perilaku pegawai yang melanggar, memelihara peraturan yang berlaku, sdan memberikan pelajaran kepada yang melanggar.

3.      Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam suatu perusahaan.  Menurut Gouzali Saydam (1996:202), faktor-faktor tersebut antara lain:
a)      Besar kecilnya pemberian kompensasi
b)      Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan
c)      Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
d)     Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
e)      Ada tidaknya pengawasan pimpinan
f)       Ada tidaknya perhatian kepada pada karyawan
g)      Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin

J.   Pemberhentian
Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 mengartikan bahwa Pemberhentian atau Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antar pekerja dan pengusaha.Sedangkan menurut Moekijat mengartikan bahwa Pemberhentian adalah pemutusan hubungan kerjas seseorang karyawan dengan suatu organisasi perusahaan.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan seseorang berhenti atau putus hubungan kerjanya dengan perusahaan, ada yang bersifat karena peraturan perundang-undangan, tapi ada juga karena keinginan pengusaha, agar tidak terjadi hal semena-mena yang dilakukan pengusaha, maka pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang berkaitan dengan pemberhentian karyawan. Dalam pengertian ini pemerintah tidak melarang secara umum untuk memberhentikan karyawan dari pekerjaannya. Jangan karena tidak cocok dengan pendapat perusahaan atau bertentangan dengan kehendak atau keinginan pengusaha yang mengharapkan karyawan terus bekerja utuk meningkatkan produksinya, karyawan tersebut langsung diberhentikan, tanpa melalui prosedur yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dan tanpa dijelaskan alasan-alasannya kepada karyawan.
Oleh karena demikian, untuk melindungi karyawan dari tindakan demikian, maka pemerintah telah mendapatkan kebijakannya sebagai tertuang di dalam undang-undang No. 13 Tahun 2003 bahwa, pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan:
a.         Pekerja berhalangan masuk karena sakit perut menurut keterangan dokter selama waktu tidak melampaui 12 bulan secara terus menerus
b.        Pekerja berhalangan Negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
c.         Pekerja mengerjakan ibadah yang diperintahkan agamanya
d.        Pekerja menikah
e.         Pekerja mempunyai pertalian darah dan atau ikatan perkawinan dengan pekerjan lainnya dalam satu perusahaan, kecuali telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama
f.         Pekerja mendirikan, mejadi anggota atau pengurus serikat pekerja, pekerja melakukan kegiatan serikat pekerja di luar jam kerja atau di dalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha, atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam pernjanjian kerja bersama
g.        Pekerja yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai perbuatan pengusaha yang melakukan tindakan pidana kejahatan
h.        Karena perbedaan yang paham, agama, aliran politik, suku, wana kulit, golongan, jenis kelami, kondisi fisik atau status perkawinan
i.          Pekerjaan dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat kecelakaan kerja, atau karena hubungan kerja yang menurut surat keterangan dokter yang jangka waktu penyembuhannya belum dapat dipastikan

Di samping hal tersebut di atas yang melarang pengusaha mengadakan pemutusan hubungan kerja dengan karyawannya, tapi ada juga yang membolehkan pengusaha mengadakan pemutusan kerja dengan karyawan dengan asalan pekerja telah melakukan kesalahan berat sebagai berikut:
a.         Melakukan penipuan, pencurian atau penggelapan uang milik perusahaan.
b.         Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan
c.         Mabuk, minum-minuman kerjas memabukan, memakai atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja
d.        Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja
e.         Menyerang menganiaya, mengancam atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di lingkungan kerja
f.          Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
g.         Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan rugi bagi perusahaan
h.         Dengan ceroboh atau membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat kerja
i.           Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang harusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan Negara
j.           Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana 5 tahun atau lebih
Undang-undang mempensiunkan seseorang karena telah mencapai batas usia dan masa kerja tertentu. Usia kerja seseorang karyawan untuk setatus kepegawaian adalah 55 tahun atau seseorang dapat dikenakan pensiun dini, apabila menurut keterangan dokter, karyawan tersebut sudah tidak mampu lagi untuk bekerja dan umurnya sudah mencapai 50 tahun dengan masa pengalaman kerja minimal 15 tahun
a.         Kontrak Kerja Berakhir
b.        Beberapa perusahaan sekarang ini banyak mengadakan perjanjian kerja dengan karyawanya di dalam sutau kontrak dimana di dalamnya, disebutkan masa waktu kerja atau masa kontraknya. Dan ini alasan juga tidak dilakukan pemutusan hubungan kerja apabila kontrak kerja tersebut di perpanjang
c.         Meninggal dunia
d.        Perusahaan dilikudasi
e.         Dalam hal perusahaan dilikuidasi masalah pemberhentian karyawan diatur dengan peraturan perusahaan, perjanjian bersama dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk menentukan apakah benar atau tidak perusahaan dilikuidasi atau dinyatakan bangkrut harus didasarkan kepada peraturan perundang-undangan







BAB V
HUKUM DAN LEGALITAS

A.    Jenis Perizinan
Dalam menjalankan bisnis diperlukan hukum dan jaminan dari pihak-pihak terkait. Perizinan dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan perkembangan Usaha, perizinan yang diperlukan umumnya berupa izin prinsip dari instansi terkait, seperti :
1.      Perizinan Gangguan (HO)
2.      Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
3.      Surat Izin Usaha Perdagangan (SITP)
4.      NPWP, Retribusi Izin gangguan, Retribusi sampah dan Tanda Pembayaran Pajak (Reklame, PBB, IMB)
5.      Izin Prinsip dari Bupati
6.      Tanda Daftar Industri
7.      Akta Notaris Perusahaan
Untuk sementara ini Gallery Art Digital masih memakai perusahaan perorangan. Untuk menjaga legalitas usaha maka izin yang diurus antara lain :
1.      Perizinan Gangguan (HO)
2.      Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
3.      Surat Izin Usaha Perdagangan (SITP)
4.      NPWP, Retribusi Izin gangguan, Retribusi sampah dan Tanda Pembayaran Pajak (Reklame, PBB, IMB)
BAB VI
ASPEK KEUANGAN

A.      Perkiraan Biaya Investasi
1.      Modal Awal yang diperlukan dalam membuka usaha baru
a.       Peralatan
No
Peralatan
Harga (Rp)
1.
Tempat Ruko
12.000.000,-
2.
Komputer PC
4.000.000,-
3.
Printer
1.200.000,-
4.
Printer Cetak
70.000.000,-
5.
Scanner
700.000,-
6.
Modem
500.000,-
7.
AC
3.000.000,-
8
Genset
5.000.000,-
Total
96.400.000,-

b.      Perlengkapan
No
Peralatan
Harga (Rp)
1.
Meja Kursi
3.000.000,-
2.
Etalase
1.600.000,-
Total
4.600.000,-

Jadi modal awal yang dibutuhkan untuk memulai usaha percetakan Gallery Art Digital adalah Peralatan + Perlengkapan, Rp.96.400.000 + Rp.4.600.000 = Rp. 101.000.000,-

B.       Proyeksi Laporan Keuangan
1.      Perhitungan Laba dan Rugi per bulan
a.      Pendapatan
1.      Spanduk/Reklame
Rp.25.000, x 17 Meter = Rp 425.000,-
2.      Cetak Undangan/Kartu Nama
Rp.75.000, x 3 paket = Rp 225.000,-
3.      Baleho
Rp.30.000, x 11 Meter = Rp 330.000,-
Total Pendapatan Perbulan (26 Hari) adalah Rp. 25.480.000,-

b.      Biaya-biaya perbulan
1.      Gaji Karyawan (3 orang x 1.500.000)     :    4.500.000,-
2.      Sewa Ruko (15.000.000/12 bulan)          :    1.250.000,-
3.      Biaya Penyusutan Peralatan                    :    2.500.000,-
4.      Listrik                                                      :    1.300.000,-
5.      Kayu                                                        :       500.000,-
6.      ATK                                                         :       425.000,-
7.      Bahan (Baleho, Spanduk, Reklame)        :    5.000.000,-
8.      Minyak Genset                                        :       250.000,-      
9.      Ketring + Air Minum                               :       800.000,-
Total Biaya-biaya perbulan Rp. 16.525.000,-

2.      Laba Bersih
Laba bersih =  Pendapatan – Biaya-biaya
Rp. 25.480.000, - Rp. 16.525.000, = 8.955.000,-
(Delapan Juta Sembilan ratus lima puluh lima ribu rupiah)

C.      Penilaian Investasi
1.      Analisis Payback Periode Pengambilan Modal
Dilihat dari modal awal yang digunakan sebesar Rp.101.000.000,- dengan keuntungan usaha rata-rata perbulan Rp.8.955.000,- maka modal awal akan kembali selama 1 (satu) tahun usaha dengan perhitungan sebagai berikut : Rp.8955.000, x 12 Bulan = Rp.107.460.000,-

Jadi modal akan kembali dalam jangka waktu 1 tahun






BAB VII
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Usaha percetakan mempunyai peluang untuk berkembang dan merupakan usaha yang sangat menjanjikan keuntungan yang akan diperoleh bagi pemiliknya dan investor. Peluang yang ada saat ni akan semakin berkembang dimasa-masa yang akan datang, seperti perkembangan wilayah, dari pedesaan menjadi perkotaan, pembangunan ruko-ruko, sehingga mengharuskan orang untuk membuat spanduk, baliho untuk informasi pertokoannya.
Tantangan kedepan karena banyaknya pesaing, pendatang baru karena melihat besarnya pasar yang ada. Jika pesaing menerapkan perencanaan dan strategi dengan menggunakan teknologi yang lebih tinggi, maka Gallery Art Digital akan menghadapi pesaing yang kuat. Untuk menghadapi tantangan tersebut Gallery Art Digital akan berusaha untuk mengimplementasikan strategi yang diperlukan dengan mengikut sertakan kemampuan yang ada.



1 komentar: