BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Telah
banyak dikatakan bahwa tujuan umum perusahaan adalah membuat suatu produk atau
jasa dengan biaya serendah – rendahnya, menjual dengan harga yang wajar guna
mendapatkan keuntungan yang besar. Dari pernyataan tersebut dapat kita analisa
bahwa ada dua fungsi yang utama dalam perusahaan yaitu fungsi produksi dan
pemasaran. Fungsi produksi berkenaan dengan penawaran sedangkan fungsi
pemasaran berkenaan dengan permintaan.
Dalam
memasarkan produk guna memenuhi permintaan konsumen, perusahaan ataupun para
manajer dihadapkan pada beberapa persoalan yang salah satunya adalah bagaimana
merancang sistem transportasi guna meminimalkan biaya. Persoalan – persoalan
transportasi atau distribusi yang berkaitan dengan masalah pengiriman dari
suatu sumber ke suatu tujuan dengan ongkos transportasi minimum. Maka model
transportasi tersebut dapat diselesaikan sebagai suatu jaringan.
Jaringan
muncul di berbagai tempat dan dalam banyak bentuk transportasi, listrik, dan
jaringan komunikasi adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Seiring
dengan perkembangan era globalisasi yang semakin pesat, sebagian besar di
berbagai bidang seperti produksi, distribusi, perencanaan proyek, perencanaan
tata letak, manajemen sumber daya, dan perencanaan keuangan merasakan jaringan
telah menjadi salah satu kebutuhan pokok
Salah satu
perkembangan yang paling menggairahkan di bidang penelitian operasional pada
beberapa tahun terkhir ini berlangsung pada bidang metodologi dan aplikasi
model optimalisasi jaringan. Banyak model optimalisasi jaringan yang dapat
digunakan bagi perusahan untuk mengoptimalkan penggunaan biaya salah satunya
dalam hal transportasi.
Pada makalah
ini, penulis mencoba untuk membahas model – model jaringan yang dapat digunakan
untuk menjawab persoalan transportasi dan persoalan yang berkenaan dengan
masalah jaringan antara lain persoalan rute terpendek, persoalan rentang pohon
minimum, dan persoalan aliran maksimum.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut maka rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah:
- Model
jaringan apa yang dapat menyelesaikan persoalan transportasi atau yang
digunakan dalam riset operasi beserta contoh penerapannya.
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Operasi
Riset. Penulisan ini juga bertujuan untuk mengetahui model – model jaringan
yang dapat digunakan dalam penyelesaian persoalan khususnya masalah
transportasi.
1.4
Manfaat
Manfaat
yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah makalah ini dapat memberikan
tambahan pengetahuan bagi yang membaca dan dapat dipergunakan sebagai salah
satu referensi dalam mempelajari model jaringan.
BAB
2
PEMBAHASAN
1.1
Model Jaringan
Jaringan lahir karena berbagai keperluan seperti:
transportasi, listrik, komunikasi, perencanaan proyek, aliran air, pembuatan
jalan, dan lain-lain. Saat ini jaringan sangat penting, sebab dengan jaringan
maka masalah yang besar dan rumit dapat disederhanakan. Ada beberapa jaringan
yang dapat diselesaikan dengan permasalahan program linear. Pada kajian di sini
akan dibahas tiga masalah jaringan, yaitu: permasalahan lintasan terpendek,
masalah diagram pohon terpendek, masalah aliran maksimum.
Dalam
menggambarkan suatu jaringan kerja digunakan tiga buah simbol sebagai berikut:
- Anak
panah (arrow), menyatakan sebuah kegiatan atau aktivitas.
Kegiatan di sini didefinisikan sebagai hal yang memerlukan jangka waktu
tertentu dalam pemakaian sejumlah sumber daya (sumber tenaga, peralatan,
material, biaya)
- Lingkaran
kecil (node), menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa atau event.
Kejadian didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau
beberapa kegiatan.
- Anak
panah terputus-putus, menyatakan kegiatan semu atau dummy . Dummy
tidak mempunyai jangka waktu tertentu, karena tidak memakai sejumlah
sumber daya.
Komponen jaringan tersebut dapat
digambarkan pada gambar dibawah ini:
Cabang
Model Jaringan
1.
Model Rute
Terpendek ( Shortest Route )
Model
Rute Terpendek adalah salah satu model jaringan yang dapat digunakan untuk
menentukan jarak terpendek dari berbagai alternative rute yang tersedia. Dalam
hal ini, istilah rute tidak harus selalu dikaitkan dengan jarak. Kita bisa saja
mengganti jarak, misalnya dengan biaya atau waktu.
Prosedur Shortest-Route
- Tentukan
node terdekat dari node asal. Selanjutnya tulis jarak pada kotak di dekat
node.
- Tentukan
node terdekat berikutnya, dan tulis jarak pada kotak di dekat node. Dalam
beberapa kasus, beberapa jalur harus diperiksa untuk mencari node terdekat
- Ulangi
langkah 2 hingga selesai seluruh jaringan.
Jarak pada node terakhir merupakan jarak terpendek. Perlu diperhatikan bahwa jarak yang
ditulis dekat node merupakan jarak terpendek untuk mencapai node tersebut.
Contoh
Kasus
Sebuah perusahaan ingin mengetahui jarak terdekat dari pabrik ke
lokasi pasar yang terletak pada dua kota yang berbeda. Lokasi untuk menuju ke
lokasi pasar melalui beberapa kota.
Jarak tempuh antar nodes digambar sebagai berikut:
[22,6]
17
[3, 3] 5 6
6
15
3 4 2 [6,5]
10 4
pabrik [4,3]
[10,1]
Maka jalur yang dipilih adalah jalur 1 –
3 – 5 – 6 – 7 dengan jumlah biaya atau jarak sebesar 22. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada tabel dibawah.
Titik Asal
|
Titik Tujuan
|
Jarak / Biaya
|
1
|
3
|
10
|
3
|
5
|
4
|
5
|
6
|
2
|
6
|
7
|
6
|
TOTAL
|
22
|
Jalur yang dipilih tersebut merupakan jalur dengan
jarak atau biaya yang paling rendah dibandingkan alternative jalur yang lain.
2.
Model Rentang
Pohon Minimum ( Minimal Spanning Tree )
Pohon rentang minimum (minimal spanning tree) adalah
teknik mencari jalan penghubung yang dapat menghubungkan semua titik dalam
jaringan secara bersamaan sampai diperoleh jarak minimum.
Masalah pohon rentang minimum serupa dengan masalah rute
terpendek (shortest route), kecuali bahwa tujuannya adalah untuk menghubungkan
seluruh simpul dalam jaringan sehingga total panjang cabang tersebut
diminimisasi. Jaringan yang dihasilkan merentangkan (menghubungkan) semua
titikdalam jaringan tersebut pada total jarak (panjang) minimum.
Prosedur
Minimal Spanning Tree
- Pilih sembarang node (atau untuk lebih
konsisten pilih node pertama)
- Hubungkan node tersebut dengan node terdekat
- Kemudian, cari dan hubungkan node terdekat yang
belum terhubungi.
- Ulangi langkah ketiga hingga semua node
terhubung
Contoh Kasus:
Andaikan
perusahaan air minum daerah membangun jaringan pipa yang melewati beberapa
node. Semua node harus terhubungi Dalam kasus ini seluruh node harus dapat
dihubungkan, sehingga dapat diselesikan dengan metode Minimal Spanning
Tree. Jalur pipa dan jarak antar node ditampilkan pada jalur berikut ini:
40
20 50
40 10 30 40
40 20
Jika daerah tersebut akan dipasang jaringan pipa
maka jalur pipa yang harus dipasang adalah sebagai berikut:
- Mulai dari titik/ stasiun 1. Titik
terdekat dengan 1 adalah 2 dengan jarak 20, maka hubungkan antara 1 dengan
2.
- Titik terdekat dari dua titik yaitu
1 dan 2 adalah titik 4 dan 5. Jarak titik 1 ke titik 4 lebih pendek yaitu
sebesar 30 dibandingkan titik 2 ke 5 maka hubungkan antara 1 dengan 4.
- Titik terdekat dari 4 yaitu titik 3
dan 6. Karena titik 3 lebih dekat dengan 4 dengan jarak 10 maka hubungkan
titik 4 dengan 3.
- Titik terdekat dari dua titik yaitu
titik 4 dan titik 3 adalah titik 4 dengan titik 6, maka hubungkan titik 4
dengan 6
- Titik terakhir yang belum terhubung
adalah titik 5, maka hubungkan titik 3 dengan 5.
Total panjang jalur dari jaringan pipa tersebut
dapat dilihat pada tabel dibawah:
Titik
Awal
|
Titik
Tujuan
|
Jarak
|
1
|
2
|
20
|
1
|
4
|
30
|
4
|
3
|
10
|
4
|
6
|
20
|
3
|
5
|
30
|
TOTAL
|
110
|
30
20 10
30
20
3.
Model Aliran
Maksimum ( Maximal Flow )
Model
Aliran Maksimum ( Maximal Flow ), sesuai dengan namanya adalah sebuah model
yang dapat digunakan untuk mengetahui nilai maksimum seluruh arus di dalam
sebuah system jaringan. Jaringan listrik, pipa saluran dan jalur lalu lintas
dalam sebuah system jaringan yang tertutup adalah contoh – contohnya. Kapasitas
pada setiap jaringan hubungan akan membatasi jumlah arus atau aliran yang
melewatinya. Sebagai contoh, sebuah kabel listrik dengan kapasitas 10 ampere akan segera terbakar
apabila kita memaksa kabel itu dilewati oleh arus 50 ampere pada tingkat
tegangan yang sama. Contoh lain, lalu lintas pada sebuah arus jalan searah akan
macet apabila kemampuannya untuk menampung jumlah kendaraan terlampaui.
Situasi
yang telah dijelaskan oleh kedua contoh diatas merupakan pusat perhatian model
aliran maksimum yang mempunyai tujuan untuk memaksimumkan jumlah arus yang
melewati jaringan hubungan dalam sebuah sistim jaringan. Hal ini tentunya
sangat umum terjadi pada bidang – bidang transportas, produksi/operasi, komunikasi dan distribusi.
Prosedur
Maximal Flow
- Cari dan temukan path dari titik
sumber ke titik lokasi tujuan yang memiliki arah dengan aliran kapasitas
yang lebih besar dari nol untuk seluruh segitiga di dalam path. Jika tidak
ada path yang tersedia, berarti
optimal solution telah tercapai
- Cari di aliran kapasitas yang paling
kecil (Sf) di dalam path yang terpilih di Step 1. Lakukan
perubahan di dalam aliran di dalam jaringan dengan mengirimkan sejumlah (Sf)
- Untuk path yang terpilih di Step 1,
kurangkan seluruh arus kapasitas dengan (Sf) di node arah masuk dan
tambahkan di arus balik node sebesar (Sf)
- Ulangi Step 1.
- Hentikan algoritma, ketika di node
arah lebih kecil dari nol
Contoh
: Aliran Maksimum
6 3 4 0
5 5 8
0 0
0 6 0
Kapasitas
aliran yaitu 5
Iterasi
1 adalah 1 – 2 – 3 – 4 : Sf : 2 – 3 = 5
Iterasi 2 yaitu 1 – 3 – 5 : Sf: 1
– 3 = 5
Akumulasi = 5 + 5
Iterasi 3 yaitu 1 – 2 – 4 – 3 – 5 : Sf : 1 – 2 = 1
Tabel
aliran maksimal tersebut dapat diliat pada tabel berikut:
|
Awal
|
Akhir
|
Kapasitas
|
Kapasitas
|
Aliran
|
|||
Mula
|
Akhir
|
|||||||
Cabang 1
|
1
|
2
|
6
|
6
|
3
|
0
|
9
|
6
|
Cabang 2
|
1
|
3
|
5
|
5
|
0
|
0
|
5
|
5
|
Cabang 3
|
2
|
3
|
5
|
5
|
0
|
0
|
5
|
5
|
Cabang 4
|
2
|
4
|
4
|
4
|
0
|
3
|
1
|
1
|
Cabang 5
|
3
|
4
|
7
|
2
|
5
|
3
|
4
|
-1
|
Cabang 6
|
3
|
5
|
6
|
6
|
0
|
0
|
6
|
6
|
Cabang 7
|
4
|
5
|
8
|
8
|
0
|
3
|
5
|
6
|
BAB
III
KESIMPULAN
1.
Model Rute
Terpendek adalah salah satu model jaringan yang dapat digunakan untuk
menentukan jarak terpendek dari berbagai alternative rute yang tersedia
sehingga akan mengurangi biaya transportasi. Dalam model ini tidak semua
alternative pilihan jalur harus diambil karena jalur yang dipilih adalah jalur
yang paling pendek
2.
Pohon rentang minimum (minimal spanning tree) adalah
teknik mencari jalan penghubung yang dapat menghubungkan semua titik dalam
jaringan secara bersamaan sampai diperoleh jarak minimum. Model ini
mengharuskan semua titik terhubung dengan prioritas adalah jarak terdekat dari
titik awal atau titik sebelumnya.
3.
Model Aliran
Maksimum ( Maximal Flow ), adalah sebuah model yang dapat digunakan untuk
mengetahui nilai maksimum seluruh arus di dalam sebuah system jaringan. Dalam
menggunakan model ini adalah dengan memperhatikan aliran arus / kapasitas yang
disesuaikan dengan persediaan yang ada. Iterasi dapat dihentikan jika telah
terjadi arus balik.
DAFTAR
PUSTAKA
Dimyati.
Tjutju, Operations Research Model – model
Pengambilan Keputusan, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2003.
Handoko,
Dasar – dasar Manajemen Produksi Dan
Operasi. BPFE, Yogyakarta, 1997.
Hamdy Taha, Operation Research An Introduction,
Edisi 4, Macmillan, New York
Richard Bronson,
Theory and Problem of Operation Research
, McGraw-Hill, Singapore.
Subagyo
Pangestu, Marwan Asri, dan T. Hani Handoko. Dasar-Dasar
Operation Research, Yogyakarta: PT. BPFE-Yogyakarta, 2000.
Aminudin, Prinsip-Prinsip Riset Operasi, Erlangga,
2005
Yulian
Zamit, Manajemen Kuantitatif, BPFE,
Yogyakarta
Terima kasih untuk materinya.
BalasHapusTapi Grafnya ga kelihatan.
Mohon bantuannya
Informasinya bagus bisa membantu saya untuk menambahkan tugas tpi grafnya tidak kelihatan
BalasHapusbisa bantu untuk gambar grafikny? saya kurang mengerti untuk penyelesaian kasusnya, jika berkenan tolong dibantu. trims
BalasHapusmohon grafikya dipejelasan lagi terimakash
BalasHapusinfonya sangat bermanfaat bagi ane
BalasHapuspenyedot timah